Bulan nopember adalah bulan yang istimewa bagi saya, di
bulan inilah puluhan tahun yang lalu saya dilahirkan. Walaupun bukan termasuk
orang yang suka merayakan hari ulang tahun, sebagaimana umumnya, apalagi
sekarang era medsos, secara otomatis hari ulang tahun kita akan terekspos
sehingga mengundang ucapan selamat dari teman-teman kita.
Tapi saya nulis ini bukan untuk ngebahas ulang tahunku kok,
saya nulis karena bulan nopember tahun ini (2016) ada satu peristiwa yang
istimewa di negeri tercinta Indonesia ini, peristiwa yang pertamakalinya
terjadi, bahkan mungkin tidak akan terulang untuk yang kedua kalinya.
Apa itu….
Ya, aksi damai umat Islam Indonesia saat unjuk rasa ke
Istana Negara menuntut penuntasan kasus penistaan agama oleh si ahok. Ga perlu
lah.. dibahas bagaimana si ahok ini menistakan Islam, searching sendiri saja,
di tv-tv juga hampir tiap hari beritanya.
Tulisan saya ini hanya akan tentang aksi damai saja, sebagai
bentuk apresiasi terhadap umat Islam terutama kepada para ulama, habaib, ustad,
dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Satu…
Silahkan hitung sendiri deh hehe.. bahkan konon lautan
muslimin ini tersambung sampai ke Mesjid Istiqlal, tempat titik awal para
peserta aksi ini berkumpul. Jadi bagi orang Jakarta yang tahu situasi wilayah
di sana, bias memperkirakan berapa jumlahnya.
Dua….
Mungkin peserta aksi belajar dari aksi damai sebelumnya,
tanggal 14 Oktober, saat itu aksi damai ke kantor Gubernur dengan peserta
sekitar 400 orang. Aksi unjuk rasa berlangsung damai tertib dan aman, tapi…
keesokan harinya ada stasiun TV yang menyiarkan berita negatif, yaitu terjadi
kerusakan taman-taman kota akibat demo. Padahal dari berita-berita ‘tidak
resmi’ di FB terlihat bahwa itu rekayasa saja. Betul ada tanaman yang rusak,
tapi separah yang diberitakan TV penipu itu.
Tiga…
Aksi damai ini murni hanya untuk menuntut kejelasan
pemerintah atas kasus penistaan agama, bukan aksi politis, walau pak jokowi
selaku presiden mengatakan bahwa aksi damai ini ditunggangi oleh
kepentingan-kepentingan politik. Memang tidak bias dipungkiri, timingnya memang
di DKI sedang ada perhelatan Pilkada Gubernur, dan si penista kebetulan adalah
salah satu calonnya, sehingga mau tidak mau penindakan sebagai tersangka bahkan
terpidana kepada si penista akan menguntungkan 2 calon lainnya. Kemudian, di
antara tokoh yang hadir dan memberikan orasi dalam aksi damai tersebut
kebetulan tokoh parpol yaitu Fahri Hamzah dan Fadli Zon, keduanya hadir sebagai
anggota DPRRI dari Komisi III.
Sebenarnya secara logika pun sangat sulit kalau jutaan orang
yang datang ke Jakarta itu ada yang membiayai. Bayangkan saja, berapa dana yang
harus dikeluarkan untuk memberangkatkan jutaan orang yang sebagian dating dari
luar kota bahkan dari luar jawa.
Umat Islam yang dating ke Jakarta ini murni inisiatif
sendiri, karena ini menyangkut aqidah, menyangkut kemuliaan Al-Quran, yang
merupakan hal sensitif. Ini terlihat dari mereka yang dating, berbagai segmen:
orang tua, remaja, ibu, tuna netra dan cacat fisik lainnya. Bahkan dari
komunitas-komunitas non politik pun mereka hadir, seperti majliz dzikirnya ust
Arifin Ilham, jama’ah Darut Tauhid nya Abdullah Gymnastiar, dan lain-lainnya.
Empat….
Ini yang menurut saya pribadi sangat special. Aksi damai ini
menunjukkan sebuah episode yang selama ini dirindukan oleh umat Islam di
Indonesia, yaitu bersatunya umat Islam Indonesia tanpa sekat khilafiyah, sekat
perbedaan pendapat dan sekat bendera organisasi. Bagaimana tidak saya sebut
special, akrena di aksi kemarin,
Lima…
Banyak keanehan-keanehan yang terjadi berkaitan dengan aksi
tanggal 4 nopember ini, salah satunya adalah tanggal peristiwa ini terjadi yang
sering dijadikan ikon peristiwa ini, yaitu 411 yang artinya tanggal 4 bulan 11
(nopember). Entah kebetulan atau tidak, angka 411 kalau dilihat dari sudut
huruf Arab, itu mendekati kata Allah.
Enam
Ini yang menyedihkan, walau saya merasa
kejadiannya tidak mencoreng aksi damai. Yaitu terjadinya kerusuhan di penghujung
aksi (malam) dan ternyata yang melakukan kerusuhan adalah massa penuyusp, bukan
peserta aksi bela Islam. Ini terlihat di foto dari pakaiannya yang tidak
seragam dengan yang dipakai peserta aksi.
Tujuh..
Hal lain yang mencoreng aksi bela Islam II ini adalah sikap
Presiden jokowi yang mengecewakan, yang ‘kabur’ entah kemana, boro-boro menerima
‘tamu’. Sehingga tidak aneh di keesokan harinya di medsos banyak meme yang
menyindir sikap presiden ini.
Intinya, saya nulis ini karena ini peristiwa langka. Bukan hanya
bagi umat Islam Indonesia tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara umum, entah
akan terjadi lagi ga peristiwa istimewa seperti ini kelak.
Dah gitu aja 😄
Komentar
Posting Komentar