Day 1 - Tentang Cinta

 

cinta Allah dan hamba-Nya / sumber: sindonews

 

Di hari pertama program konsisten menulis selama sebulan, saya ingin menulis tentang cinta. Bukan! Bukan cinta recehan antara dua orang remaja. Bukan pula cinta gelap antara dua orang yang saling menyelingkuhi pasangannya masing-masing. Bahkan, bukan tentang cinta sejati antara pasangan suami-istri. Ini tentang cinta yang agung. Cinta antara seorang hamba dengan Tuhannya.

 

Tatkala semua manusia di dunia mendurhakai Allah SWT,sangat mudah bagi-Nya mendatangkan kaum atau golongan pengganti. Dan cinta (mencintai) ternyata dijadikan salah satu ciri dari kaum atau golongan pengganti tersebut.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

 

Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)

 

Allah SWT menegaskan melalui ayat di atas bahwa bagi-Nya sangat mudah 'melenyapkan' satu kaum yang telah keluar dari syariat-Nya (murtad), dan menggatinya dengan kaum yang lain, yang memiliki 5 ciri.

 

Kelima ciri tersebut adalah:

1. Mencintai Allah dan juga dicintai Allah

2. Bersikap lembut pada sesama Muslim

3. Bersikap tegas pada orang kafir

4. Siap berjihad di jalan Allah SWT

5. Tidak takut celaan orang yang mencela.

 

Ciri pertama dari kaum pengganti itu adalah 'Mencintai Allah dan juga dicintai Allah'.

 

Ada 7 tanda yang menunjukkan seseorang mencintai Allah SWT, yaitu:

 

1. Memiliki keimanan yang kuat. Karena tidak mungkin tumbuh rasa cinta kalau tidak ada keyakinan terhadap keberadaan dan keesaan Allah SWT.

2. Istiqomah (konsisten) dan selalu berusaha meningkatkan ibadah, baik kuantitasnya maupun kualitasnya.

3. Selalu bersyukur atas semua nikmat dari-Nya. Dengan cara memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

4. Memiliki akhlak yang mulia, di antaranya dengan selalu berbuat baik kepada sesama.

5. Selalu bertawakkal kepada Allah, meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah takdir (ketentuan) dari Allah dan pasti memiliki hikmah di baliknya.

6. Memiliki rasa takut kepada Allah. Memahami bahwa Allah memiliki kekuasaan di akhirat kelak, untuk meminta kita mempertanggungjawabkan setiap perbuatan.

7. Selalu sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup.

 

Namun, ketujuh poin di atas baru menunjukkan cinta satu arah, yaitu cinta seorang hamba kepada Allah SWT. Sedangkan cinta itu harus saling berbalas. Harus saling cinta-mencintai. Harus ada balasan cinta dari yang dicintai.

 

Begitupun cinta seorang hamba kepada Allah SWT, harus juga berbalas, mendapat balasan cinta dari Allah SWT.

 

Lalu, bagaimana supaya Allah SWT membalas cinta kita?

Jawabannya ada di hadis Arba’in Nawawiyah nomor 38.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sungguh Allah berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi salah satu waliKu, maka Aku telah umumkan perang kepadanya. Dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan atas dia. Dan hambaKu masih terus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunah sampai Aku mencintainya. Dan kalau Aku sudah mencintainya, maka pendengarannya yang dengannya dia mendengar sesuai dengan keinginanKu, matanya yang dengannya dia melihat juga sesuai dengan keinginanKu, tangannya yang dengannya dia memegang dengan kuat juga berjalan sesuai dengan keinginanKu, dan kakinya yang dengannya dia berjalan itu juga sesuai dengan keinginanKu. Dan kalau seandainya dia meminta, niscaya Aku akan beri. Dan kalau seandainya dia meminta perlindungan maka Aku akan berikan perlindungan.'” (HR. Bukhari)

 

Sangat jelas, Allah SWT akan membalas cinta kita (ada di kalimat ‘Sampai Aku mencintainya’), apabila kita mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan amalan-amalan sunah.

 

Kesimpulannya, bukti kita mencintai Allah SWT adalah dengan melaksanakan amalan (ibadah) yang wajib. Dan, Allah SWT akan membalas cinta kita tersebut, apabila kita melakukan amalan (ibadah) sunah.

 

Wallahu’alam.

Komentar