Di antara ciptaan-Nya, Allah Swt lebih
memuliakan manusia. Terbukti saat Allah Swt menciptakan Nabi Adam, Allah Swt
menyuruh para malaikat untuk bersujud. Dan semua malaikat pun bersujud kecuali
Iblis. Hal ini Allah sebutkan di beberapa ayat Al-Quran. Salah satunya di ayat
ke-11 surat Al-A'rof.
Kenapa Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi
Adam?
Allah Swt Yang Mahatahu, bukannya tidak
tahu, tetapi sebagai pelajaran untuk umat manusia, bertanya kepada Iblis.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dia (Allah) berfirman, “Apakah
yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud ketika Aku menyuruhmu?” Ia
(Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A‘raf: 12)
Kesombongan. Itulah yang diperlihatkan
iblis melalui sikapnya yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam dengan
jawabannya, 'Aku lebih baik daripada dia'.
Kalau dilihat secara kronologis, apa yang
dilakukan iblis itu adalah penentangan pertama makhluk terhadap perintah Kholik,
Allah Swt Yang Maha Pencipta. Dapat dikatakan juga apa yang dilakukan iblis itu
adalah dosa pertama.
Maka wajar kalau sombong, merasa besar (takabur)
sangat dibenci Allah dan Rasulullah. Karena seolah-olah ingin menyamai Allah yang
Mahabesar (Akbar). Rasulullah Saw sangat mengecam orang yang bersikap
sombong, walaupun kesombongannya itu hanya sebesar noda.
Nabi Saw bersabda,
"Tidak akan masuk surga orang yang
dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu. Bagaimana jika seorang suka
bajunya bagus, sendalnya bagus? Sungguh Allah itu Maha Indah, dan mencintai
keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan memandang remeh orang
lain.” (HR. Muslim)
Kalimat terakhir hadis di atas menerangkan
tentang arti sombong yang dimaksud Rasulullah, yaitu 'menolak kebenaran dan
memandang remeh orang lain'. Dan itu yang telah dilakukan iblis.
Iblis menolak kebenaran dengan menolak
perintah Allah Swt untuk bersujud kepada Nabi Adam. Dan iblis telah merendahkan
Nabi Adam dengan menganggap dia lebih baik. "Aku lebih baik daripada
dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."
Demikian yang dikatakan iblis.
Peringatan Rasulullah Saw ini harus
betul-betul kita perhatikan. Sebesar biji debu saja, setitik saja dalam diri
kita ada sikap merendahkan orang lain, maka itu sudah termasuk sikap sombong.
Merendahkan orang lain tidak mesti dengan kata-kata, tapi bisa berupa gestur
tubuh kita, sikap kita, lirikan mata kita, semuanya itu bisa termasuk
merendahkan diri, saat dilandasi perasaan kita lebih baik, lebih besar, lebih
benar, dan lebih-lebih yang lainnya.
Apalagi dengan kata-kata seperti yang
diucapkan iblis. ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari
api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’. Kalimat iblis tersebut
mengungkit-ngungkit latar belakang penciptaan, iblis dari api dan nabi Adam
dari tanah.
Kalimat yang diucapkan iblis itu bisa saja
(sekarang) menjadi, ‘Siapa lu, anak kemarin sore. Gu nih, senior’. Atau,
‘Kamu kan cuma anggota, saya ini pengurus’. Atau ‘Kamu anak baru,
belum tahu apa-apa. Saya sudah lama di sini’. Atau kalimat-kalimat
sejenisnya.
Begitupun saat iblis mengungkit latar
belakang, tanpa sadar sekarang sering terungkap seperti, ‘Gua anak tokoh di
sini, jangan macem-macem lu’. Atau ‘Saya anak ketua umum, punya
privilege. Kamu jangan menghalangi saya’. atau kalaimat-kalimat sejenisnya.
Ingat! Setitik saja ada sikap-sikap di atas
dalam hati kita, maka – naudzubillahi min dzalik – akan menghalangi kita masuk surga.
#uripwid
Komentar
Posting Komentar