Membaca Kebisaaan Orang Bodoh

Sudah menjadi istilah umum bagi orang yang suka membaca disebut ‘kutu buku’, dan sering digambarkan sang ‘kutu buku’ itu profilnya berkacamata tebal, penyendiri (kuper), kalau perempuan rambutnya dikepang dua, kalau lelaki belah samping. Saya beberapa kali lihat penggambarannya seperti itu di film-film Indonesia atau di sinetron-sinetron.

Makanya, membaca menjadi sesuatu yang tidak disukai, membaca di-image-kan hanya menjadi hobi orang-orang pintar, mungkin dengan image kacamata tebal itu ya?

Tak heran masyarakat kita jauh dari budaya membaca, tidak suka membaca. Sehingga peringkat literasi Indonesia terpuruk di 2 paling bawah, hanya bisa mengungguli  Botswana, yang saya saja ga tau dimana tuh negara Botswana 😌  (https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini)

Menempati peringkat 60 dari 61 negara tentu menjadi sesuatu yang memalukan. Walaupun kita bisa masih bisa berdalih; harga buku mahal, perpustakaan belum tersedia merata, dll. Tapi mungkin juga alasan di atas bahwa membaca adalah khusus hanya untuk orang-orang pintar saja menjadi salah satu faktornya.

Padahal logikanya, yang membaca itu adalah orang-orang yang lagi mencaritahu sesuatu, orang yang merasa ‘bodoh’, tidak tahu akan hal sesuatu untuk kemudian membaca mencari jawabannya.

Ya … seperti orang yang makan, pasti yang makan itu orang yang sedang lapar. Membaca juga seperti itu, mereka yang membaca tentunya adalah orang-orang yang mencari ilmu alias merasa bodoh.

Jadi… kalau yang suka membaca itu adalah orang-orang yang merasa bodoh, lalu mereka yang tidak suka membaca adalah orang-orang pintar dong?  Bisa jadi! 😆

Yang jelas, mereka yang tidak suka membaca ada di 3 kemungkinan berikut: pertama, mereka sudah terlampau pintar. Kedua, mereka yang sudah menyadari kebodohannya tetapi belum tahu bahwa membaca bisa menjadi salah satu cara untuk menghilangkan kebodohannya. Ketiga, mereka belum menyadari kebodohannya.

Jadi …
Kalau anda tidak suka membaca, masuk ke kriteria yang man?