Semut (bagian 1)

 


Di antara beberapa nama hewan yang disebut dalam al-Qur’an dan dijadikan nama surat adalah semut. Nama semut dijadikan nama surat ke-27 dalam al-Qur’an, yaitu surat an-Naml.

 

Selain semut, hewan yang namanya dijadikan nama surat adalah: sapi,surat ke-2 (al-Baqarah), dan laba-laba, surat ke-29 (an-Ankabut).

 

Apa istimewanya semut, sehinga dijadikan nama surat?

Kita coba menelaah kata semut ini dalam al-Qur'an dan akan membandingkannya dengan sain.

 

 

Semut di dalam al-Quran

 

Kata semut (An-Naml) di dalam al-Quran disebutkan sebanyak tiga kali dalam satu ayat, yaitu di ayat ke-18 surat An-Naml.

 

Ayat ke-18 surat An-Naml menceritakan ketika nabi Sulaiman as bersama pasukannya melewati sebuah lembah (lembah semut), lalu seekor semut memperingatkan semut-semut yang lain untuk segera memasuki sarang, karena dikhawatirkan mereka akan terinjak oleh nabi Sulaiman as dan pasukannya.

 

Bunyi ayatnya sebagai berikut,

 

حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ

 

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:  Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".

 

 

Menjelaskan ayat ini Tafsir Jalalayn menjelaskan,

“(Sehingga apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam; yang dimaksud adalah semut-semut kecil dan semut-semut besar (berkatalah seekor semut) yaitu raja semut, sewaktu melihat bala tentara Nabi Sulaiman, ("Hai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak) yakni tidak terinjak-injak (oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari") semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara, mereka melakukan pembicaraan sesama mereka.”

 

 

Ada tiga bentuk penyebutan kata semut di ayat ke-18 tersebut, yaitu: An-Namli (lembah semut), Namlatun (seekor semut) dan An-Namlu (semut-semut).

 

Ayat tersebut menjelaskan bahwa seekor semut (Namlatun) memberitahukan ke banyak (pasukan) semut yang ada di lembah. Karena menggunakan kata tunggal ‘seekor’, berarti yang dimaksud adalah  pimpinan semut. Dan pemberitahuan yang disampaikan pimpinan semut tersebut berupa peringatan untuk menghindarkan mereka dari nabi Sulaiman as dan pasukannya, yang bisa menginjak mereka.

 

Kata Namlatun (seekor semut) menunjukkan bahwa (koloni) semut ada pemimpinnya.

 

Sekarang tentang isyarat atau pemberitahuan yang disampaikan Sang Pemimpin Semut. Tentu saja pemberitahuan itu bersifat instruktif, karena menyangkut sesuatu yang bahaya, dan bersifat penting untuk segera sampai ke ‘telinga’ setiap semut yang ada di lembah itu.

 

Ada yang menarik di sini, bagaimana istruksi dari pemimpin semut itu sampai ke semua pasukan semut tanpa ada yang terlewat. Dan ini ada dua kemungkinan,

 

Pertama, si pemimpin semut itu mengeluarkan suara (panggilan) dengan frekuensi tertentu atau zat tertentu sebagai isyarat panggilan yang panggilan itu menjangkau area dengan radius yang cukup luas sehingga semua semut dapat mendengar suara tersebut.

 

Kedua, dengan sistem estafet, si pemimpin memberi instruksi ke beberapa semut yang ada di dekatnya, lalu semut-semut itu meneruskan instruksi itu ke semut-semut lain yang terdekat, demikian seterusnya, sampai semut yang berada di sisi terluar menerima instruksi tersebut. Cara penyampaian pesannya mungkin seperti yang terlihat oleh kita sehari-hari ketika melihat dua ekor semut yang bertemu.

 

Tetapi, karena bersifat peringatan tanda bahaya, dan pesan harus sampai secepat mungkin ke semua semut yang ada di lembah, maka kemungkinan pertama yang terjadi. Dan kita akan membandingkannya dengan informasi menurut sain.

 

 

Semut Menurut Sain

 

Menurut web Wikipedia, “Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.”

 

Jadi, semut menggunakan zat feromon untuk berkomunikasi, salah satunya memberi peringatan adanya bahaya

.

Lalu, apa itu feromon?

 

Website dosenbiologi.com menulis tentang semut dan zat feromon ini secara terperinci, sebagai berikut.

 

Zat feromon pada hewan semut ialah, salah satu senyawa kimia hidrokarbon yang bermanfaat untuk interaksi dalam ekosistem, memiliki peranan penting dalam sistem komunikasi serangga, termasuk hewan semut. Zat feromon pada hewan semut berasal dari kata “fer” yang artinya membawa dan “hormon” sehingga zat feromon pada hewan semut berarti “pembawa hormon”.

 

Zat feromon pada hewan semut adalah isyarat yang digunakan di antara hewan satu spesies dan biasanya diproduksi dalam kelenjar khusus dalam sistem biologisnya untuk disebarkan. Ada banyak fungsi dari zat feromon pada hewan semut ini, di antaranya sebagai jejak menuju sumber makanan dan sebagai zat tanda bahaya yang disekresikan saat musuh menyerang. Ketika hewan semut menggigit, dia akan meninggalkan zat feromon ini sebagai penanda bagi koloninya bahwa ada bahaya.

 

Setiap koloni hewan semut memiliki bau koloni khusus yang khas. Mereka memiliki senyawa hidrokarbon yang berbeda untuk membedakan jenis koloni mereka. Jika ada hewan semut asing, yang ditandai dengan bau koloni yang berbeda, memasuki sarang hewan semut koloni lain, maka akan diserang dengan asam format, sitronelal, dan zat zat beracun lain yang diproduksi oleh hewan semut.

 

Mengenai zat feromon dalam semut ini banyak sekali informasi yang bisa anda dapatkan di internet.

 

 

Subhanallah .…

 

Satu ayat al-Quran telah membangkitkan keinginan kita untuk mengetahui misteri yang ada di dalamnya, dan kemudian dengan sains terjawablah misteri itu.

 

Ayat ini hanya salah satu dari sekian ribu ayat al-Qur’an yang membuktikan bahwa kandungan al-Qur’an adalah sesuatu yang benar (bisa dibuktikan secara ilmiah), bukan hal yang diada-adakan.

 

 

Referensi:

 

-tafsirq.com

-wikipedia.com

-dosenbiologi.com

Komentar

Posting Komentar