Ajaklah dengan Contoh

 


Bagi seorang pemimpin, atasan, ketua atau apapun sebutannya untuk posisi pengambil keputusan, 

Perih rasanya ketika instruksi tak dihiraukan,

Sakit rasanya ketika komando malah diacuhkan,

Galau rasanya ketika perintah tak dipatuhi.

 

Dan…. Rasulullah pun pernah merasakannya.

 

Rasulullah pernah instruksinya dihiraukan?

Rasulullah pernah diacuhkan oleh para sahabatnya?

 

Ya, pernah!

 

Sesaat setelah Perjanjian Hudaibiyah disepakati dengan masih menyisakan rasa kepenasaran dari para sahabat, karena merasa isi perjanjian lebih merugikan mereka,  Rasûlullâh saw memerintahkan para sahabat untuk menyembelih al-hadyu (hewan qurban) dan menggunduli kepala.

 

“Berdirilah kalian untuk melakukan pemotongan hewan kurban, lalu cukurlah rambut kalian!”

 

Tapi ….

Tidak ada satu pun dari mereka yang beranjak melaksakan perintah tersebut. Sampai Beliau mengulangi perintahnya tiga kali.

 

Tidak ada satu pun,

Tidak Abu Bakar,

Tidak pula Umar, Utsman, Ali.

 

Mereka seolah sepakat untuk mogok, menghiraukan perintah, memperlihatkan kekecewaan karena tidak jadi ke Mekkah, kampung kelahiran yang sudah 6 tahun mereka tinggalkan, ditambah lagi kekecewaan terhadap isi perjanjian.

 

Rasulullah sedih atas sikap kaum muslimin?

Pasti …, karena itu manusiawi. Namun Rasulullah di sini tidak memperlihatkan dirinya sebagai qiyadah yang komandonya mutlak dituruti.

 

Beliau masuk ke tendanya, menemui istrinya yang saat itu menemani, Ummu Salamah ra, dan menceritakan apa yang terjadi pada kaum Muslimin.

Ummu Salamah ra menenangkan Beliau dan hanya menyarankan untuk memulai saja apa yang Beliau inginkan lakukan.

 

Rasûlullah saw pun keluar dari tendanya, kemudian menyembelih hewan ternaknya sendiri dan memerintah seorang sahabat untuk mencukur rambutnya.

 

Apa yang terjadi ?

Melihat apa yang dilakukan Rasulullah saw, maka sontak para shahabat pun berdiri dan menyembelih serta mereka saling menggunduli satu sama lain, dikisahkan sampai-sampai mereka hampir saling membunuh satu sama lain karena terburu-buru.

 

Apa yang dapat kita ambil dr kisah di atas ?

Sang Pemimpin harus melakukan terlebih dahulu, apa yang harus dilakukan anak buahnya.
Beri contoh bukan perintah.

Komentar