Walaupun bulan Ramadhan dipenuhi keberkahan sehingga
kemudian disebut syahru al-mubarokah, namun keberkahannya rupanya tidak
dirasakan oleh semua Muslim. Padahal di bulan Ramadhan Allah Swt tengah
bermurah hati dengan membuka pintu surga melalui pelipatgandaan pahala.
Walaupun Allah Swt telah menutup pintu neraka dengan cara
mempersempit peluang seorang Muslim berbuat dosa di bulan Ramadhan. Namun,
tetap saja masih ada seorang Muslim yang tergelincir ke lubang maksiat.
Perbedaan sikap menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan
sangat dipengaruhi pemahaman kita terhadap syariat ibadah puasa.
Menurut buku ‘Puasa Tapi Keliru’ yang ditulis Abdul Aziz
As-Sadhan, ada enam tipe Muslim di bulan Ramadhan, yaitu:
1.
Rindu bulan Ramadhan.
Golongan
ini sangat memahami kemuliaan bulan Ramadhan, sehingga mereka merindukan
kedatangannya. Bahkan sejak bulan Rajab. Dan, setelah memasuki bulan Ramadhan
dia memaksimalkan ibadahnya: sholatnya, tilawahnya, sedekahnya, dzikirnya, dll.
2.
Menganggap biasa bulan
Ramadhan.
Bagi
Muslim tipe ini bulan Ramadhan tidak ada bedanya dengan bulan-bulan yang lain.
‘Ga ngaruh’ kata anak sekarang. Jadi ga ada yang berbeda yang dilakukannya,
baik persiapannya maupun mengisinya.
3.
Berubah alim hanya pada
bulan Ramadhan.
Tipe
ini pada dasarnya ‘alim’ karena terbawa lingkungan. Setelah lepas Ramadhan
kembali ke ‘kondisi semula’. Muslim tipe inilah yang disindir oleh Fudhail bin
Iyad, “Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan
Ramadhan saja.”
4.
Sebatas menahan lapar dan
dahaga.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta maka Allah tidak butuh dengan
makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasanya)”.
Muslim
tipe ini, puasanya tidak mencegahnya dari bergunjing, bergosip, atau sekedar
mendengar pembicaraan orang bergosip.
5.
Tidak memanfaatkan waktu
pada bulan Ramadhan.
Sekecil
apa pun kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan akan Allah Swt balas dengan
pahala berlipat-lipat. Oleh karenanya sayang kalau waktu-waktu di bulan
Ramadhan tidak dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal baik. Jangan sibuk dengan
gadget, nonton tv, ngobrol yang tidak ada manfaatnya. Sangat rugi kalau begitu.
6.
Tetap maksiyat di bulan
Ramadhan.
Inilah
seburuk-buruk Muslim. Karena, tidak banyak beramal saja sudah rugi, apalagi
kalau berbuat maksiat.
Dengan mengetahui enam tipe Muslim di bulan Ramadhan ini,
semoga kita mampu menempatkan diri menjadi orang-orag yang bisa memaksimalkan
amal di bulan Ramadhan.
Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar