Lima Pengundang Rezeki Berlimpah




Berbicara tentang rezeki selalu menarik dan diminati. Rezeki seolah menjadi tujuan dari semua aktivitas manusia. Rezeki seolah menjadi muara dari segala ikhtiar yang diupayakan manusia. Tidak seorang manusia pun yang tidak menginginkan rezeki, yang sekarang telah mengalami penyempitan makna menjadi seputar uang dan harta benda.

 

Kalau kita perhatikan, ada sebagian orang yang rezekinya itu mudah datang, terus mengalir dan sepertinya tidak pernah putus-putus. Namun, ada sebagian lain yang sulit mendapatkan rezeki. Datangnya tersendat-sendat dan kadang mampet. Oleh karena itu, sangatlah penting mengetahui bagaimana caranya supaya rezeki itu datang mengalir kepada kita, mengalir dengan lancar.

 

Kita tidak perlu mencari peruntungan atau jimat untuk mendatangkan rezeki, karena di dalam diri kita sudah tersedia perangkat yang memiliki kemampuan melebihi jimat buatan manusia. Kita bisa membuat aliran rezeki itu dengan senang mampir, mengalir dan dengan bebas berputar dalam hidup kita.

 

Sebetulnya, rezeki itu akan datang kepada kita tergantung kepada isi pikiran kita. Kita boleh saja menginginkan rezeki terus mengalir, tetapi kenali dahulu apa yang menjadi isi dari pikiran kita yang tersembunyi di dalam bawah sadar. Bisa saja, tanpa kita sadari, isi pikiran kita sesungguhnya menolak hadirnya rezeki itu. Bila demikian, seberapa pun keras upaya kita, seberapa besar pun energi yang dikeluarkan, tetap akan sulit mengarahkan aliran rezeki itu menghampiri kita.

 

Kalau kita ingin agar rezeki mengalir bebas dalam hidup kita, perhatikan beberapa hal berikut, dan cobalah melakukannya dengan konsisten dan penuh keikhlasan.

 

Pertama, memberi.

Kembangkan sikap mental memberi dan memberi. Orang yang bisa memberi tentunya adalah orang yang sudah berkecukupan. Jadi, bila kita segan untuk memberi, sebenarnya secara otomatis kita menyatakan diri dalam kondisi kekurangan. Dan, perasaan kekurangan inilah yang mengundang lebih banyak kekurangan dan kemiskinan.

 

Ingatlah, memberi tidak akan menjadikan kita kekurangan. Justru sebaliknya, dengan semakin banyak memberi maka akan semakin banyak menerima. Hukum universal mengatakan bahwa apa yang kita tabur, akan kita tuai. Artinya jika kita memberi, kita akan menerima panenan yang berlipat ganda. Seperti menanam padi, satu butir padi yang ditanam, akan menghasilkan puluhan biji padi.

 

Dalam praktik sehari-hari, bersikaplah murah hati, bersikaplah belas kasih, tolonglah orang lain yang membutuhkan pertolongan, dan layani orang lain dengan tulus, ikhlas, dan penuh kegembiraan. Berikan nilai tambah atau peningkatan hidup bagi orang lain.

 

Kedua, jangan mengeluh.

Jangan pernah membicarakan tentang kekurangan dan keterbatasan ekonomi yang kita hadapi kepada orang lain. Selain kurang bijaksana, hal ini, sering membicarakannya, sama dengan kita sedang memfokuskan pikiran pada kekurangan dan ketidakcukupan. Hukum pikiran mengatakan bahwa pikiran bersifat mencipta dan kreatif, artinya fokus kita akan menciptakan kondisi-kondisi dan memperbesar apa yang kita bicarakan dan bayangkan. Adalah lebih bijaksana bila kita hitung rezeki yang sudah diterima setiap hari. Dan fokuskan pikiran kita pada hal-hal yang membawa kesejahteraan.

 

 

Ketiga, jangan cemburu.

Biasanya orang lebih mudah untuk cemburu kepada orang lain yang lebih sukses, lebih kaya. Kecemburuan muncul pada saat kita membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Kecemburuan mengundang datangnya perasaan kekurangan atau rendah diri. Dan, inilah perasaan yang tidak menguntungkan bagi kemampuan kita untuk menarik aliran rezeki.

 

Kecemburuan ini adalah sikap mental tidak bisa menerima keadaan. Semakin tidak bisa menerima keadaan, akan semakin tidak bisa berfokus pada sasaran dan akan bertindak dengan tergesa-gesa mengerjakan sesuatu. Akibatnya, hasil yang kita harapkan akan meleset dari target kita. Solusinya, kita harus berusaha untuk bisa menerima keadaan apa adanya, sehingga pikiran kita akan menjadi lebih damai.

 

Bila kita dipenuhi oleh kecemburuan, pikiran kita akan terfokus pada ketidakmampuan, ketidakcukupan, tidak layak, kekurangan, ketidakpuasan, dan kemiskinan. Marilah kita menyimak kembali kepada hukum pikiran, bahwa apa yang kita fokuskan akan menjadi realitas kehidupan kita. Kalau kita cemburu, sebetulnya kita membuang energi dengan sia-sia, karena fokus kita akan dikaburkan oleh perasaan cemburu itu dan hasilnya sasaran kita akan meleset jauh.

 

Kecemburuan juga mendatangkan sikaf kufur nikmat. Allah Swt yang mengancam orang-orang yang kufur nikmat,

“… tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim (14): 7)

 

Keempat, jangan membenci.

Sama halnya dengan cemburu, orang juga lebih mudah untuk membenci orang lain yang lebih sukses, lebih kaya. Kalau Kita membenci orang yang sukses, atau yang kaya, sebetulnya secara tidak sadar kita sedang mengirimkan pesan kepada bawah sadar bahwa kita tidak menyukai kesuksesan dan kekayaan. Bahkan bisa berarti kita sebenarnya menolak sukses dan kaya untuk hadir dalam hidup kita.

 

Hukum pikiran mengatakan bahwa pikiran bawah sadar bereaksi terhadap pikiran yang dominan dan sugesti yang disampaikan oleh pikiran sadar. Di dalam kebencian, terkandung suatu pikiran atau maksud kita yang tersembunyi, dan jika maksud tersembunyi ini menguasai pikiran sadar kita, maka bawah sadar kita akan merealisasikan maksud tersembunyi ini, karena inilah yang dominan, yang memenuhi pikiran kita sehari-hari.

 

Jadi, untuk apa kita membenci orang lain? Tidakkah itu hanya membuang energi yang sangat berharga? Alangkah bijaksananya bila kita menghapuskan rasa benci kepada siapa pun.

 

Kelima, berdoa.

Biasakan berdoa memohon bimbingan Allah Swt dalam segala hal. Munculkan keyakinan atas doa-doa kita, resapi doa itu sampai ke saraf-saraf kita, rasakan getaran ketika kita mengucapkan doa-doa itu dan pasrahkan. Dan jangan lupa, doakan yang terbaik bagi semua orang di sekeliling kita. Mendoakan orang lain, hakikatnya mendoakan diri kita sendiri.

 

Semoga bermanfaat.


Komentar