Memahami Kezaliman

 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) zalim maknanya 'bengis; tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam'. Sedangkan kezaliman disebutkan artinya 'kebengisan; kekejaman; ketidakadilan'.

 

Menurut software QSoft v.7.5, kata zalim ini disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 204 kali dalam berbagai bentuk; dholimuuna, dholimiina, adhlum, dsb. Artinya, cukup sering Allah Swt menyinggung kata zalim ini dalam firman-Nya.

 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

"Kezaliman itu ada 3 macam; kezaliman yang tidak berampun, kezaliman yang berampun, dan kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah Swt."

 

Hadits ini diwartakan oleh Imam al-Bazaar dan ath-Thayaalisy.

 

Dalam redaksi yang lain Imam Hasan Al-Bashri dalam kitabnya Syarhu Sunnah jilid 14, menyebutkan,

 

"Kezaliman itu ada tiga macam: Kezaliman yang tidak diampuni Allah Swt; Kezaliman yang tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah Swt; dan Kezaliman yang diampuni Allah Swt."

 

Kezaliman Pertama, Kezaliman yang tidak di ampuni Allah Swt adalah perbuatan syirik atau menyekutukan Allah Swt dengan apapun. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Lukman ayat 13.

 

Wa-idz qaala luqmaanu li(i)bnihi wahuwa ya'izhuhu yaa bunayya laa tusyrik bi(A)llaahi inna a(l)sy-syirka lazhulmun 'azhiim(un)

 

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran  kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman  yang besar".

 

Dosa syirik tidak akan diampuni Allah Swt apabila dibawa mati, atau si pelaku syirik tidak sempat bertobat.

 

Kezalimam yang kedua adalah kezaliman yang diampuni Allah Swt, yaitu kezaliman yang dilakukan seorang manusia berupa perbuatan dosa atau pelanggaran terhadap hak-hak Allah Swt. Misalnya tidak salat, tidak puasa, tidak zakat, minum-minuman keras, berjudi, dan perbuatan dosa lainnya, yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak Allah Swt terhadap dirinya. Al-Qur'an sering membahasakan dosa ini dengan istilah menganiaya diri sendiri.

 

Kezaliman berupa perbuatan dosa ini akan diampuni Allah Swt manakala si pendosa menyadarinya, lalu segera mengingat Allah Swt dengan bertobat dan beramal shaleh.

 

Kezaliman ketiga adalah kezaliman yang tidak dibiarkan begitu saja tanpa ada pembalasan. Kezaliman ketiga ini merupakan kezaliman yang biasanya dilakukan seorang manusia terhadap manusia yang lainnya. Maksud dari tidak akan dibiarkan oleh Allah Swt itu, manakala si orang yang berbuat dosa (zalim) tidak meminta maaf pada orang yang dizaliminya.

 

Kata kunci dari memahami bentuk kezaliman yang ketiga ini adalah, 'Tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah Swt'.

 

Salah satu arti zalim dalam KBBI adalah 'tidak adil'. Dalam hal ini Allah Swt tidak akan membiarkan begitu saja sebuah perbuatan zalim, sebelum kembali ke posisi adil.

 

Kalau dua bentuk kezaliman yang pertama hubungannya dengan Allah Swt, maka kezaliman yang ketiga ini terjadi dalam interaksi manusia dengan manusia.

 

Dalam interaksi sosial antar manusia, tidak jarang terjadi perbuatan zalim dari satu orang kepada orang yang lain. Baik disengaja maupun tidak disengaja. Perbuatan zalim ini tidak akan dibiarkan tanpa balas. Allah Swt pasti akan membalasnya dengan balasan yang setimpal (adil). Manakala orang yang berbuat zalim tidak memohon maaf kepada orang yang dizaliminya, atau orang yang dizalimi tidak memaafkan perbuata zalim tersebut.

 

Di sinilah pentingnya kita, sebagai makhluk sosial, menjaga sikap saat berinteraksi dengan sesama, baik itu dalam pekerjaan, saat berbisnis, hidup bertetangga, berpolitik, bergaul, dan hubungan-hubungan antar manusia yang lainnya.

 

Sedikit saja kita berbuat zalim, disengaja atau tidak disengaja, dan orang yang dizalimi tidak rida atas perbuatan kita tersebut. Maka, Allah Yang Mahaadil tidak akan membiarkan. Allah pasti akan membalas perbuata zalim kita itu.

 

Jadi, berhati-hatilah menjaga tangan kita, mulut kita, lirikan mata kita, mimik muka kita. Termasuk menjaga jari kita saat menulis. Menulis status di medsos, menulis di grup-grup WA, menulis di blog, menulis komentar di status orang lain, atau apa pun di mana pun.

 

Takutlah kalau-kalau ada yang tersinggung dengan omongan atau tulisan kita. Takutlah kalau itu semua merupakan kezaliman, dan orang yang dizalimi tidak terima. Karena Allah Swt tidak akan membiarkan kezaliman tersebut tanpa balas.

 

Wallahu 'alam.


Komentar