Apa sih sederhana itu? jawabannya akan sangat relatif, serelatif dan sevariatif definisi dari kebahagiaan, dan kesedihan. Karena semua berhubungan dengan rasa.
Tulisan ini
juga tidak bermaksud membahas apa itu sederhana atau kesederhanaan, tapi hanya
sekedar menuangkan pikiran tentang sederhana.
Kita awali
dengan berkenalan pada dua tokoh dunia yang sangat fenomenal, yaitu: Steve Jobs
dan Mark Zuckerberg.
Anda tentu tahu siapa kedua tokoh itu. Kalau Anda suka online
dan fesbukan, terlalu kalau tak kenal mereka.
Why?
Kita sekarang ini tidak akan mengenal facebook, kalau saja si
Mark Zuckerberg ini tidak terlahir ke dunia. Sebab dialah yang menciptakan
sebuah media sosial yang saat ini mendunia. Sementara Steve Jobs, dia adalah
pendiri Apple, memimpinnya sampai Apple jadi perusahaan nomor 1 dunia.
Ada yang menarik dari dua tokoh di atas. Apa itu?
Disadari atau
tidak, mereka adalah orang-orang yang bajunya selalu sama terus.
Steve Jobs selalu memakai kaos hitam dan celana jeans yang
sama. Padahal dia sangat kaya untuk membeli berbagai macam baju dan celana. Begitu juga Mark
Zuckerberg selalu memakai kaos abu-abu atau biru dan celana blue jeans. Padahal
dia sangat kaya dan memungkinkan untuk membeli berbagai macam pakaian yang
berbeda.
Ga percaya?
Silahkan
googling, lihat saja foto-foto mereka. Seingat saya, saya belum pernah
menemukan foto Steve Jobs memakai T-shirt selain warna hitam. Begitupun si Mark
Zuckerberg, belum pernah saya melihat foto dia memakai kaos selain warna
abu-abu, kuning misalnya. Tidak ada!
Tentu saja bukan
tidak kebeli, kekayaan mereka tidak kehitung.
Lalu, apa
hubungannya dengan kesederhanaan? Terusin saja bacanya
Sederhana itu
simpel, tidak rumit, tidak ribet. Salah satunya dalam memilih. Memilih apapun.
Termasuk memilih baju yang mau kita pakai. Itu mungkin yang jadi alesan Steve Jobs
dan Mark Zuckerberg selalu memakai kaos yang sama warnanya. Tidak ribet, tak perlu
pilah-pilih.
Konon, Presiden Obama pun pernah
bilang bahwa dia selalu memakai baju dan jas yang sama (atau hampir sama),
supaya tidak perlu memikirkan akan memilih baju apa.
Why?
Ternyata eh ternyata…. ‘memilih’ itu sesuatu yang
menghamburkan energi.
Riset
membuktikkan, bahwa kalau otak kita terlalu banyak mengambil keputusan. Otak
akan bingung dan akan menurunkan kualitas keputusan.
Jadi, sebaiknya
banyak hal-hal rutin semakin disederhanakan, supaya hemat energi, dan energinya
dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih penting. Daripada mikir, mau pake
baju apa hari ini, mau make mobil yang mana, dan sebagainya.
Mulai sekarang,
yuk kita sederhanakan kehidupan kita, supaya energi kita bisa lebih banyak
digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan yang jauh lebih penting dari
hanya sekadar memilih baju J
TSM, 03/06/21
Komentar
Posting Komentar