Nikmat yang Dilupakan


Salah satu ayat yang merupakan sindiran Allah Swt kepada kita, dan sangat terasa sindiran-Nya tersebut hari-hari ini adalah ayat yang berbunyi;

 

فبأي آلاء ربكما تكذبان

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

 

Bahkan kalimat sindiran ini disebutkan sebanyak 31 kali. semuanya ada di surat Ar-Rahman, surat ke-55.

 

Kenapa disebut sindiran?

 

Pertama, Allah Swt mengungkit tentang nikmat. Menurut KBBI kata nikmat bermakna ‘pemberian atau karunia (dari Allah)’. Karena Allah Swt adalah Sang Pencipta (Al-Khaliq), maka otomatis semua yang ada dalam diri kita adalah pemberian-Nya alias nikmat dari-Nya. Begitupun apa yang terjadi dalam hidup kita, tidak ada satu hal pun yang bukan nikmat dari-Nya. Pengungkapan kata ‘nikmat’ ini menjadikan kita tidak bisa mengelak dari mengakui bahwa ia memang dari Allah Swt.

 

Kedua, Allah Swt menggunakan kata ‘dustakan’. Karena memang kita tidak bisa mengelak dari mengakui adanya nikmat dari Allah Swt. Cuma, karena kesombongan kita, karena kelalaian kita, karena kekeraskepalaan kita, kita sering mendustakan, atau menganggap nikmat itu tidak ada.

 

Nah, hari-hari ini begitu terasa sindiran Allah tersebut.

Mengapa?

Satu saja kita sebut, nikmat sehat.

Hari-hari ini, di masa pandemi sekarang, kesehatan begitu mahal terasa oleh kita.

Begitu Allah Swt ancam kesehatan kita dengan satu jenis virus, begitu repotnya kita mempertahankan diri supaya aman dari serangan virus tersebut.

 

Kita sangat peduli dengan kesehatan, sampai menerapkan 3M, 5M bahkan sampai 6M. padahal sebelum pandemi kita selalu abai dengan protokol kesehatan. Contohnya mencuci tangan. Dulu, sebelum pandemi kita sering tidak menganggap penting mencuci tangan, tetapi sekarang itu menjadi hal yang kita prioritaskan sehari-hari.

 

Belum lagi kalau menghitung oksigen yang kita isap setiap detik. Sebelum terjadi kelangkaan seperti sekarang, kita selalu abai, betapa berharganya oksigen tersebut. seolah-olah tidak ada harganya saat kita menghirupnya sehari-hari. Namun, sekarang terasa sekali mahalnya.

 

Terasa sekali sindiran Allah Swt kepada kita.

Bahkan Rasulullah Saw turut menyindir dalam salah satu sabdanya,

 

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

 

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

 

 

Jadi, sebelum kita lebih jauh lagi mendustakan nikmat Allah Swt sehingga kita menjadi tertipu dengannya, marilah kita mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan-Nya.

 

Wallahu ‘alam. 

Komentar