Saya Dipaksa Menulis oleh Pak Puthut EA

 



Siapa itu Puthut EA?

Mungkin Sebagian Anda bertanya seperti itu.

Saya tidak akan menjawab. Hari gini, pertanyaan model begitu, bisa tanya langsung ke om Gugel.

 

Lalu kalau begitu, ngapain nyebut-nyebut nama Puthut EA?

Karena saya akan meresensi buku dia yang berjudul ‘Buku Latihan untuk Calon Penulis’.

Eh, maafin. Bukan resensi, ya. Karena buku yang tebalnya sekitar 200an ini 90% isinya halaman kosong. Jadi apa yang mau diresensi?

 

Apa … apa, 90% halaman kosong? Jadi yang 10% lagi isinya apa?

Isinya cuma 20 nasihat dari beliau untuk para calon penulis, seperti saya. Saya coret kata ‘cuma’, karena ternyata, walaupun pendek nasihat-nasihatnya tetapi sangat menonjok, sangat menggedor semangat saya untuk menulis. Menyadarkan saya bahwa menulis itu mudah.

 

Terus terang, semula saya merasa tertipu membeli buku ini. Saya sangat antusias membawa buku ini dari rak ke kasir di Gramedia, saat membaca kalimat pendek di sampul belakangnya.

“Ini bukan buku motivasi menulis. Ini juga bukan buku panduan menulis. Ini semacam buku yang akan menemani Anda menulis”.

 

Anggapan saya, saya akan mendapatkan petunjuk teknis, betul-betul teknis, bagaimana menulis yang baik. Eh … sampai di rumah, setelah segel plastik dilepas saya tertegun, melongo, melihat isi buku yang banyak halamannya kosong, sama sekali tidak tulisan. Saya sempat bolak-balik, barangkali salah cetak. Ternyata memang itu halaman kosong.

 

Halaman tersebut memang sengaja dikosongkan oleh penulisnya, supaya saya dan pembeli bukunya itu langsung praktek menulis. Beliau hanya memancing dengan kalimat-kalimat pendek saja, yang saya sebut sebagai nasihat.

 

Setelah diresapi nasihat-nasihat beliau ini dan dipraktikkan langsung di halaman kosong, kekecewaan saya semula, saat membeli buku ini, hilang sudah. Berganti menjadi semangat untuk praktik langsung.

 

Saya jadi merasa dipaksa untuk menulis oleh Pak Puthut, menulis mengisi halaman-halaman yang kosong.

 

Karena menurut beliau, kalau Anda ingin menjadi penulis, “Sesungguhnya yang Anda perlukan hanyalah duduk, diam, lalu mulailah menulis. Menulis. Dan menulis”.

 

Buku ini pun beliau tulis karena keyakinannya bahwa “Semua orang bisa menulis. Mereka hanya butuh ketekunan dan segera memulai’.

 

Jadi, ini bukan resensi buku, ya. Makanya saya memilih Opini, bukan Resensi. Kalau penasaran, silahkan beli saja bukunya.

 

Semoga saya bisa berbagi kepada Opinian ke-20 nasihat Pak Puthut yang ada dibuku ini plus penafsiran saya terhadap nasihat-nasihat tersebut.

 

Demikian saja.


Komentar