Day19 - Tiga Klasifikasi Manusia

 



Di artikel sebelumnya dijelaskan bahwa manusia, dalam hidupnya di dunia ini, memiliki tugas. Yaitu beribadah kepada Allah Swt.

 

Kata ‘ibadah’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti ‘perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.’

 

Jadi, sebagai pelaksanaan tugasnya, seluruh aktivitas kehidupan manusia itu harus diorientasikan sebagai ketaatan untuk mengerjakan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya.

 

Namun, karena manusia juga diberi hawa nafsu dan juga ada setan yang selalu menggoda, maka tidak semua manusia mau melaksanakan tugasnya tersebut.

 

Oleh karenanya - dalam konteks ketaatan kepada Allah Swt - ada tiga klasifikasi manusia di dunia ini. Ketiga klasifikasi manusia ini Allah Swt jelaskan di ayat terakhir di surat Al-Fatihah.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 

"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat." (QS. Al-Fatiḥah: 7)

 

Pertama adalah orang-orang yang diberi nikmat. Siapa mereka? Mereka Itulah yang mau melaksanakan tugasnya (beribadah). Ciri-ciri orang yang diberi nikmat ini dijelaskan oleh Allah Swt di lima ayat pertama surat Al-Baqoroh - surat kedua setelah Al-Fatihah - Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa.

 

Klasifikasi kedua adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah Swt. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau beribadah kepada Allah Swt. Bahkan mereka bukan hanya tidak mau beribadah, tetapi juga mencegah atau menghalangi orang lain beribadah. Ciri-ciri orang yang masuk ke dalam klasifikasi ini disebutkan di dua ayat berikutnya, setelah Allah menjelaskan ciri-ciri orang yang diberi nikmat. Yaitu di ayat keenam dan ketujuh surat Al-Baqoroh. Mereka adalah orang-orang yang kafir.

 

Terakhir, klasifikasi ketiga. Yaitu orang-orang yang mau beribadah kepada Allah Swt, tetapi ibadahnya itu bukan didasari oleh keinginannya beribadah, melainkan hanya karena pura-pura, supaya dianggap sebagai orang yang beriman dan bertakwa. Supaya mereka di terima di lingkungan orang-orang beriman dan bertakwa. Mereka adalah orang-orang munafik. Ciri-ciri mereka dijelaskan oleh Allah swt di surat Al-Baqoroh ayat kedelapan sampai ayat ke-14.

 

Ciri-ciri orang yang beriman dijelaskan dengan empat ayat.

Ciri-ciri orang yang kafir dijelaskan dengan dua ayat.

Ciri-ciri orang yang munafik dijelaskan dengan tujuh ayat.

 

Kedua klasifikasi terakhir adalah orang-orang yang tidak suka kepada Islam dan kaum Muslimin. Mereka selalu berupaya menghalangi kaum Muslimin beribadah dan bahkan berusaha supaya dakwah Islam tidak tersebar.

 

Dari jumlah ayat yang menjelaskan masing-masing, dapat dikatakan bahwa orang-orang munafik itu lebih berbahaya daripada orang-orang kafir.

 

Orang-orang kafir memang sejak awal dakwah Islam muncul di Makkah telah berusaha supaya dakwah yang dilakukan Rasulullah gagal, tidak berkembang. Berbagai cara mereka lakukan. Dari cara halus sampai upaya membunuh Rasulullah. Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, adalah tiga tokoh utama kafir Quraisy.

 

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, ada kaum yang tidak suka dengan kedatangan Rasulullah dan kaum Muslimin. Namun mereka tidak memperlihatkan kebenciannya secara terbuka, apalagi di hadapan Rasulullah. Mereka berpura-pura menjadi Muslim, padahal dalam hati mereka memusuhi Islam. Mereka adalah orang-orang munafik. Tokohnya yang terkenal adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.

 

Orang-orang munafik lebih berbahaya bagi Islam daripada orang-orang kafir. Termasuk di zaman sekarang. Sekarang, orang-orang kafir atau non-Muslim relatif tidak membuka konfrontasi dengan umat Islam. Namun sekarang, banyak orang-orang yang mengaku Islam tetapi cara pandang maupun tindakannya justru menjelekkan Islam.

 

Misalnya, ada tokoh – bahkan disebut sebagai ulama – yang menyatakan bahwa Al-Quran sudah tidak relevan dengan zaman. Contohnya pembagian waris, yang katanya tidak adil. Ada juga tokoh Islam perempuan yang menyatakan bahwa Islam tidak melarang LGBT dan transgender. Atau sekelompok orang Islam (Muslim) yang mengatasnamakan organisasi Islam, tapi sering membubarkan majelis-majelis taklim, mem-bully ulama, dan sebagainya.

 

Semoga menjadi jelas, ada di klasifikasi mana kita.

 

#uripwid

Komentar