Di artikel sebelumnya dijelaskan bahwa manusia, dalam hidupnya
di dunia ini, memiliki tugas. Yaitu beribadah kepada Allah Swt.
Kata ‘ibadah’ menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) memiliki arti ‘perbuatan untuk menyatakan bakti kepada
Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.’
Jadi, sebagai pelaksanaan tugasnya, seluruh
aktivitas kehidupan manusia itu harus diorientasikan sebagai ketaatan untuk
mengerjakan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya.
Namun, karena manusia juga diberi hawa
nafsu dan juga ada setan yang selalu menggoda, maka tidak semua manusia mau
melaksanakan tugasnya tersebut.
Oleh karenanya - dalam konteks ketaatan
kepada Allah Swt - ada tiga klasifikasi manusia di dunia ini. Ketiga klasifikasi
manusia ini Allah Swt jelaskan di ayat terakhir di surat Al-Fatihah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"(yaitu) jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) orang-orang yang sesat." (QS. Al-Fatiḥah:
7)
Pertama adalah orang-orang yang diberi
nikmat. Siapa mereka? Mereka Itulah yang mau melaksanakan tugasnya (beribadah).
Ciri-ciri orang yang diberi nikmat ini dijelaskan oleh Allah Swt di lima ayat
pertama surat Al-Baqoroh - surat kedua setelah Al-Fatihah - Mereka adalah
orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Klasifikasi kedua adalah orang-orang yang
dimurkai oleh Allah Swt. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau beribadah
kepada Allah Swt. Bahkan mereka bukan hanya tidak mau beribadah, tetapi juga
mencegah atau menghalangi orang lain beribadah. Ciri-ciri orang yang masuk ke
dalam klasifikasi ini disebutkan di dua ayat berikutnya, setelah Allah
menjelaskan ciri-ciri orang yang diberi nikmat. Yaitu di ayat keenam dan
ketujuh surat Al-Baqoroh. Mereka adalah orang-orang yang kafir.
Terakhir, klasifikasi ketiga. Yaitu
orang-orang yang mau beribadah kepada Allah Swt, tetapi ibadahnya itu bukan
didasari oleh keinginannya beribadah, melainkan hanya karena pura-pura, supaya
dianggap sebagai orang yang beriman dan bertakwa. Supaya mereka di terima di
lingkungan orang-orang beriman dan bertakwa. Mereka adalah orang-orang munafik.
Ciri-ciri mereka dijelaskan oleh Allah swt di surat Al-Baqoroh ayat kedelapan
sampai ayat ke-14.
Ciri-ciri orang yang beriman dijelaskan
dengan empat ayat.
Ciri-ciri orang yang kafir dijelaskan
dengan dua ayat.
Ciri-ciri orang yang munafik dijelaskan
dengan tujuh ayat.
Kedua klasifikasi terakhir adalah
orang-orang yang tidak suka kepada Islam dan kaum Muslimin. Mereka selalu
berupaya menghalangi kaum Muslimin beribadah dan bahkan berusaha supaya dakwah
Islam tidak tersebar.
Dari jumlah ayat yang menjelaskan
masing-masing, dapat dikatakan bahwa orang-orang munafik itu lebih berbahaya
daripada orang-orang kafir.
Orang-orang kafir memang sejak awal dakwah
Islam muncul di Makkah telah berusaha supaya dakwah yang dilakukan Rasulullah
gagal, tidak berkembang. Berbagai cara mereka lakukan. Dari cara halus sampai
upaya membunuh Rasulullah. Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, adalah tiga tokoh
utama kafir Quraisy.
Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, ada
kaum yang tidak suka dengan kedatangan Rasulullah dan kaum Muslimin. Namun
mereka tidak memperlihatkan kebenciannya secara terbuka, apalagi di hadapan
Rasulullah. Mereka berpura-pura menjadi Muslim, padahal dalam hati mereka
memusuhi Islam. Mereka adalah orang-orang munafik. Tokohnya yang terkenal
adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.
Orang-orang munafik lebih berbahaya bagi
Islam daripada orang-orang kafir. Termasuk di zaman sekarang. Sekarang,
orang-orang kafir atau non-Muslim relatif tidak membuka konfrontasi dengan umat
Islam. Namun sekarang, banyak orang-orang yang mengaku Islam tetapi cara
pandang maupun tindakannya justru menjelekkan Islam.
Misalnya, ada tokoh – bahkan disebut
sebagai ulama – yang menyatakan bahwa Al-Quran sudah tidak relevan dengan
zaman. Contohnya pembagian waris, yang katanya tidak adil. Ada juga tokoh Islam
perempuan yang menyatakan bahwa Islam tidak melarang LGBT dan transgender. Atau
sekelompok orang Islam (Muslim) yang mengatasnamakan organisasi Islam, tapi
sering membubarkan majelis-majelis taklim, mem-bully ulama, dan sebagainya.
Semoga menjadi jelas, ada di klasifikasi
mana kita.
#uripwid
Komentar
Posting Komentar