Day25 - Orang yang Pertama Kali Mengucapkan Istilah 'Sekejap Mata'

 



Istilah ‘Sekejap Mata’ mungkin sering kita dengar diucapkan seseorang. Atau bahkan kita sendiri sering mengucapkannya. Istilah itu memang sering digunakan untuk menekankan bahwa sesuatu itu berjalan, bergerak, atau apa pun, dengan sangat cepat.

 

‘Dalam sekejap mata si jago merah menghancurkan bangunan tua itu’.

‘Gelombang tsunami dalam sekejap mata telah menenggelamkan kota pesisir itu’.

‘Hanya butuh waktu sekejap mata bagi The Flash untuk mengejar mobil penjahat yang kabur’.

‘Sekejap mata orang tua berubah menjadi makhluk yang menyerankan’.

‘Cinta yang dia pupuk selama berbulan-bulan, akhirnya hilang dalam sekejap mata karena ada orang ketiga’.

 

Itu beberapa contoh kalimat yang sering kita temukan dalam tulisan-tulisan fiksi maupun non-fiksi. pertanyaannya, siapa, sih, orang yang pertama kali mengucapkan istilah 'sekejak mata' di dunia ini?

 

Sekejap merupakan kata turunan dari kata ‘kejap’ yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ‘kedip’ atau ‘kelip’. Sehingga makna Sekejap adalah sekali kejap, sekali kedip, sekali kelip, sesaat, atau sebentar sekali.

 

Jadi makna istilah ‘Sekejap Mata’ adalah sesuatu yang berlangsung sangat cepat, bahkan dalam hitungan detik saja atau dalam sekedipan mata.

 

Lalu, kapan istilah ‘Sekejap Mata’ ini pertama kali diucapkan oleh seseorang?

 

Ternyata eh ternyata, istilah ‘Sekejap Mata’ ini pertama kali diucapkan pada ribuan tahun yang lalu, lho.

 

Pasti Anda terkejut! Dan bertanya, ‘Info dari mana, tuh?’

 

Kalau tidak percaya, silahkan buka al-Quran surat an-Naml, surat ke-27, ayat ke-40.

 

Terjemah dari ayat ke-40 itu begini,

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

 

Nah, di ayat itu, kan, ada kalimat ‘sebelum matamu berkedip’, atau bisa juga sekedipan mata.

 

Untuk mengetahui konteks kalimat itu diucapkan, Anda juga harus membaca dua ayat sebelumnya, yaitu ayat ke-38 dan ke-39. Sekarang, silahkan dibuka al-Qurannya dan dibaca.

  

Tiga ayat dalam surat an-Naml tersebut (ayat 38, 39, 40) memuat kisah tentang Nabi Sulaiman, yang juga seorang raja, yang akan kedatangan Ratu Balqis. Saat Ratu Balqis masih dalam perjalanan, hendak berkunjung ke istana Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman ingin memberikan surprise atau kejutan kepada tamunya tersebut.

 

Nabi Sulaiman kemudian bertanya kepada anak buahnya ‘siapa yang bisa memindahkan singgasana Ratu Balqis dari istananya ke sini, secepat mungkin?’

 

Mula-mula jin ifrit yang mengajukan diri, dia meyakinkan Nabi Sulaiman bahwa dia bisa membawa singgasana Ratu Balqis secepat mungkin, bahkan sebelum Nabi Sulaiman sempat berdiri dari duduknya. Nabi Sulaiman pun terpesona, tetapi sebelum beliau menyuruh jin ifrit itu, seseorang yang alim (berilmu) mengatakan bahwa dia bisa lebih cepat dari jin ifrit.

 

"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip", kata orang alim itu.

 

Nabi Sulaiman pun percaya dan memintanya untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis. Sehingga saat Ratu Balqis tiba, dia sangat terkejut melihat singgasananya ada di istana Nabi Sulaiman.

 

Menurut beberapa ahli tafsir, nama orang alim yang memindahkan singgasana Ratu Balqis dengan cepat itu adalah Ashif bin Barkhoya. Entahlah nama Ashif ini apakah awal mula nama Asep dipakai oleh orang-orang Sunda?

 

Jadi, orang berilmu yang bernama Ashif inilah yang pertama kali menyebutkan istilah ‘sekedip mata’, yang kemudian berubah menjadi istilah ‘sekejap mata’.

 

Wallahu’alam.


Komentar