![]() |
sumber: esq |
Setiap orang pasti memiliki tugas atau kewajiban. Tugas yang
sesuai dengan profesinya.
Seorang petani tugasnya menanam padi, atau
tanaman yang lainnya. Seorang ASN tugasnya adalah bekerja di tempat dan waktu
dia di tempatkan. Seorang pelajar tugasnya adalah sekolah dan belajar. Seorang
ibu rumah tangga tugasnya adalah mengelola segala urusan rumah serta melayani
keperluan suami dan anak-anak.
Saat seseorang tidak melaksanakan tugas
tersebut, atau melaksanakan tetapi dengan cara asal-asalan, maka dapat
dikatakan orang itu tidak bertanggungjawab. Bahkan untuk profesi tertentu,
orang bisa mendapatkan hukuman. Misalnya ASN atau karyawan sebuah perusahaan.
Sebagai manusia, kita pun sebenarnya
memiliki tugas.
Apa tugas manusia di dunia?
Allah Swt berfirman:
"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ya!
Tugas kita adalah beribadah kepada Allah
Swt. Bahkan, dalam ayat di atas, Allah swt menegaskan bahwa beribadah kepada-Nya adalah
alasan satu-satunya (hanya) manusia dan jin diciptakan.
Mungkin akan muncul pertanyaan, apa itu
ibadah?
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti
merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi),
ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya, yang
disampaikan melalui firman-Nya (al-Quran), dan melalui Rasul-Nya (Hadis).
Karena tugas kita adalah ibadah, maka
selama 24 jam sehari-semalam kita harus beribadah, dalam arti harus selalu dalam kondisi
taat kepada Allah Swt dan melaksanakan segala perintahnya.
Lalu ...
Apakah kita harus terus-terusan melakukan
salat? atau
Harus terus-menerus berdzikir setiap hari
dan malam? atau
Harus selalu puasa tiap hari?
Tidak seperti itu!
Ibadah yang harus kita laksanakan ada dua.
Pertama, ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah Swt (Hablum minallah),
yang disebut ibadah mahdhoh. Kedua, ibadah yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan manusia yang lain (Hablum minannas), yang disebut
ibadah ghoiro mahdhoh.
Ibadah mahdhoh misalnya; salat,
puasa, dzikir, itikaf, membaca al-Quran dan menghafalkannya, membaca hadis dan
memahaminya, serta mempelajari syariat Islam. Sedangkan contoh ibadah ghoiro
mahdhoh adalah; sedekah, menolong, mengajar, belajar, dan aktivitas sosial
lainnya.
Syarat ibadah – yang mahdhoh maupun
yang ghoiro mahdhoh – supaya diterima sebagai ibadah (penghambaan) oleh
Allah Swt
adalah, pertama didasari dengan keikhlasan (dasarnya hanya karena Allah, bukan motivasi
yang lain), dan kedua secara pelaksanaannya harus mengikuti apa yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Bahkan, aktivitas pribadi pun, seperti
makan, tidur, mandi, bekerja, sekolah, dan lain-lain, dapat disebut ibadah,
selama pelaksanaannya didasari motivasi ikhlas, pelaksanaannya mengikuti contoh Rasulullah, dan
tidak melanggar syariat Islam.
Jadi, pengertian kita harus selalu
beribadah dalam hidup kita, adalah dalam 24 jam – sehari-semalam – semua
aktivitas hidup kita harus dijadikan ibadah. Yaitu dengan didasari niat ikhlas,
dan pelaksanaannya mengikuti syariat Islam.
Misalnya kita mulai dengan bagun tidur.
Aktivitas bangun tidur pun bisa jadi ibadah, saat kita mengucapkan doa bangun
tidur dan mengucapkan syukur atas masih diberi kesempatan untuk hidup.
Kemudian dilanjutkan, misalnya, dengan
aktivitas ke kamar mandi. Itu pun akan menjadi ibadah saat kita membaca doa
sebelum masuk kamar kecil, membaca doa sebelum mandi, dan kembali membaca doa
saat keluar. Begitupun aktivitas makan, berpakaian, keluar rumah, di
perjalanan, dan lain-lain, semuanya dapat menjadi ibadah.
Karena ibadah adalah tugas kita. Mari,
jadikan semua aktivitas kita sebagai ibadah. Termasuk aktivitas menulis.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar