![]() |
sumber: kompasiana |
Setelah mengetahui tugas kita hidup di dunia, sebagaimana yang saya tulis di artikel kemarin, di hari keempat ini saya ingin memperkuat dengan satu konsep yang telah dipakai oleh tokoh dunia, Stephen Covey dan BJ. Habibie, yaitu ‘berawal dari akhir’.
Saya mulai dengan sebuah
quote yang ditulis oleh seorang penulis.
“Kesan yang timbul ketika Anda meninggal adalah hasil dari akumulasi apa yang Anda kerjakan selama hidup.”
Kalimat di atas terinspirasi oleh tulisan Stephen R. Covey dalam
bukunya ‘The 7 Habits’. Salah satu habit dari 7 habits itu adalah ‘Begin
with The End in Mind’.
Yang dimaksud Stephen R. Covey dengan ‘mulailah
dengan tujuan akhir di pikiran’, adalah sebelum melakukan suatu tindakan, maka hendaknya Anda mempertimbangkan
segala konsekuensi atau efek dari tindakan tersebut. Intinya, berpikir dahulu sebelum bertindak.
Kalau Stephen R. Covey hanya menjadikan
efek dari sebuah perbuatan sebagai acuan dalam melakukan sesuatu. Maka, si
motivator yang saya kutip perkataannya di atas, lebih jauh lagi orientasinya.
Yaitu, kesan yang kita dapat saat kita
meninggal dunia.
Maksud dari kalimatnya di atas adalah
adalah, Anda – kelak saat meninggal dunia - ingin dinilai bagaimana oleh orang
lain, oleh orang-orang sekitar Anda?
Bagaimana kesan mereka saat mendengar kabar
Anda meninggal?
Apakah di mata mereka Anda adalah orang
yang memiliki kekayaan yang banyak? Atau orang yang memiliki gelar yang
mentereng? Atau kesan bahwa Anda adalah orang punya jabatan tinggi?
Atau kesan yang lain.
Atau coba Anda bayangkan, bahwa Anda sudah
meninggal dunia, dan sebentar lagi akan dikebumikan. Bagaimana reaksi
orang-orang sekitar Anda?
Apakah mereka terlihat sedih karena
berduka? atau
Apakah mereka merasa kehilangan?
Atau mereka terlihat biasa-biasa saja?
Atau malah mereka terlihat senang?
Kesan mereka – berduka, biasa-biasa saja,
atau senang – itu adalah hasil dari akumulasi apa yang Anda kerjakan selama
hidup. Kalau perbuatan atau yang Anda kerjakan selama ini adalah sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain, yang selalu membuat orang lain senang, maka saat
Anda tidak ada, orang lain itu akan merasa kehilangan. Mereka akan sangat
bersedih.
Sebaliknya, kalau selama hidup, Anda selalu berbuat atau
mengerjakan hal-hal yang membuat orang benci, jengkel, marah, intinya Anda
adalah seorang trouble maker (si pembuat masalah). Maka saat Anda tiada,
orang yang selama ini jengkel kepada Anda itu akan merasa senang. Mereka akan
bersuka cita atas meninggalnya Anda.
Begitupun, kalau Anda menjadi orang yang
biasa-biasa saja di mata orang-orang yang ada di sekitar Anda, maka kelak –
saat Anda meninggal pun – kesan mereka akan biasa-biasa saja.
Dalam kalimat yang lain, kesan orang-orang
terhadap Anda kelak saat meninggal, adalah tergantung bagaimana posisi Anda
selama hidup di mata mereka.
Berawal dari akhir. Judul di atas maksudnya
adalah, mari kita mengawali memposisikan diri dalam hidup ini, dari kesan yang
kita inginkan saat hidup kita berakhir.
Walaupun kita tidak sedang benar-benar
mengawali hidup (baru lahir), tapi setidaknya marilah mulai hari ini berbuat
sesuatu yang menghasilkan kesan yang baik di mata orang lain saat kita
meninggal. Berawal dari akhir. Mengawali hidup dari akhir hidup.
Berawal dari akhir. Kalimat ini sebenarnya
sudah diperkenalkan, bahkan ini sebuah perintah, Allah Swt, melalui firman-Nya
di surat Al-Hasyr ayat ke-18.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Hendaknya kita memperhatikan apa yang telah
diperbuat yang akan membuat kesan di hari kematian kita. Ingin membuat kesan
yang baik, apa berbuatlah yang baik. Ingin kesan yang tidak baik, maka
berbuatlah sesuatu yang tidak baik.
Mari! Awali hari ini sebagai permulaan.
Mari! Mulai hari ini berbuat baik, dan
terus berbuat baik.
Kelak kita akan dikesani sebagai orang
baik.
Hingga orang-orang merasa kehilangan kita.
Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar