Day5 - Apakah Kita sudah Bertakwa?

 


Ciri adalah pembeda sesuatu dari sesuatu yang lain. Yang membedakan seseorang dengan orang lain. Profesi yang satu dengan profesi lainnya. Intinya, sesuatu atau seseorang dikenali karena ciri yang ada padanya. Ketika cirinya sudah tidak ada, berarti sesuatu atau seseorang itu sudah berubah.


Takwa adalah bukti bahwa kita sudah berada di jalan yang benar dalam melaksanakan tugas sebagai manusia. Tugas manusia yang saya jelaskan di tulisan sebelumnya.

  

Ketakwaan sendiri, walaupun bersifat abstrak karena merupakan sifat atau karakter, tetapi memiliki ciri-cirinya yang dapat diketahui, karena Allah swt menjelaskan dalam firman-Nya.

 

Allah Swt berfirman:

 

"(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 3)

 

Ayat di atas menjelaskan tiga ciri orang yang bertakwa. Karena ayat sebelumnya menerangkan tentang orang-orang yang bertakwa (Muttaqiin).

 

Ciri yang pertama adalah beriman pada yang gaib. Orang yang bertakwa harus percaya bahwa selain yang nampak terlihat, Allah pun menciptakan yang gaib. Bahkan, rukun iman yang enam, semuanya gaib bagi kita. Allah, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, para Rasul, hari kiamat, dan takdir Allah. Semuanya gaib. Rasulullah memang bukan makhluk gaib, tapi bagi kita yang hidup sekarang, beliau gaib karena tidak terlihat. Begitupun kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelum al-Quran. Bagi kita semuanya gaib.

 

Tidak percaya pada yang gaib selain bukan ciri orang yang bertakwa, juga dapat menggugurkan keimanan kita. Karena tidak percaya satu saja pada rukun iman, maka kita termasuk yang tidak beriman.

 

Selain itu, percaya pada yang gaib implementasi dalam kehidupan adalah, kita jangan hanya mengandalkan rasio atau logika. Kita harus yakin bahwa disamping upaya-upaya manusia yang bersifat manusiawi, ada kekuatan lain yang juga dapat mempengaruhi hasil. Jadi, bagi orang yang bertakwa, dia tidak akan mengandalkan ikhtiar manusiawi saja, tetapi juga akan berdoa.

 

Ciri kedua orang yang bertakwa adalah mendirikan salat. Salat ada 2, salat wajib dan salat sunat. Salat wajib selamanya tidak berubah, hanya lima kali sehari-semalam. Dan saya takkan membahasnya, karena pasti Anda melaksanakannya. Karena kalau tidak melaksanakan, Anda bukan hanya disebut tidak bertakwa, tapi juga tidak beriman.

 

Salat sunat ada banyak. Berbeda dengan salat wajib yang harus dilaksanakan, salat sunat boleh tidak dilaksanakan. Namun, justru di sini fungsi salat sunat sebagai ciri orang yang bertakwa.

 

Semakin bertakwa seseorang, maka dia akan semakin banyak melaksanakan salat sunat. Ada banyak salat sunat yang dapat dikerjakan orang yang bertakwa. Salat tahajud, salat duha, salat rawatib (salat sunat yang dilakukan sebelum dan sesudah salat wajib), salat hajat, atau salat taubat.

 

Jumlah rakaatnya pun akan menunjukkan kualitas ketakwaan seseorang. Tentu berbeda orang yang tidak pernah melakukan salat tahajud dengan yang rutin melakukannya. Yang rutin pun bisa dibedakan kualitas ketakwaannya, dari yang cuma melaksanakan 3 atau 5 dengan witir, dengan yang melaksanakan rutin 11 rakaat. Semakin banyak melakukan salat sunat semakin tinggi kualitas ketakwaannya.

 

Ciri ketiga orang bertakwa menurut ayat di atas adalah orang yang suka berinfak. Infak adalah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan atau untuk kepentingan umum.

 

Sebagaimana salat, infaq pun ada yang wajib dan ada yang sunah. Infaq wajib adalah zakat. Baik zakat fitrah, zakat profesi, zakat perdagangan, zakat mal (harta), dan lain-lain. Zakat ini ada perhitungannya. Haul dan nishob-nya. Sementara yang sunah tidak terbatas. Berapa pun atau harta apa pun yang dikeluarkan dengan niat menolong, maka itu disebut infak.

 

Sebagaimana salat, infak yang sunah ini akan menjadi indikator kualitas ketakwaan seseorang. Semakin bertakwa maka akan semakin mudah berinfak.

 

Ibadah puasa tujuannya membentuk kita menjadi orang yang bertakwa. Orang bertakwa, setidaknya, cirinya ada tiga, yang dijelaskan di atas.

 

Pertanyaannya, apakah ketiga ciri tersebut sudah ada pada kita?

 

 

#uripwid


Komentar

Posting Komentar