Mengendalikan Syahwatush Share

 


Anda tahu istilah Sanad, Matan, dan Rawi?

Ketiga istilah di atas dikenal di pelajaran ilmu Musthalah Hadits. Ilmu Musthalah Hadits ialah ilmu tentang pokok-pokok dan kaidah-kaidah yang digunakan untuk mengetahui kondisi sanad dan matan sebuah hadis, dari sisi diterima atau ditolak. Sehingga kemudian diketahui hadis tersebut sahih atau palsu.

 

Lalu, apa itu Sanad, Matan, dan Rawi?

 

Sanad adalah rangkaian para periwayat hadis yang menghubungkan sampai kepada redaksi hadis.

Matan adalah redaksi atau isi dari hadis itu sendiri.

Rawi adalah yang menyampaikan atau meriwayatkan hadis.

 

Untuk memudahkan, kalau dinyatakan dalam konteks sekarang mungkin seperti ini. Anak saya mendapat surat tentang informasi kapan belajar tatap muka dimulai.

 

Matan adalah isi dari surat tersebut, yang menyebutkan kegiatan belajar tatap muka akan dimulai hari H tanggal X. Rawi-nya adalah Wali Kelas. Dan, sanad-nya dari surat itu dibuat oleh pejabat atau lembaga yang mengambil kebijakan, terus sampai Wali Kelas.

 

Lalu, untuk apa kita memahami ketiga istilah tersebut?

 

Walaupun ketiga istilah itu terkait dengan hadis, tetapi dalam konteks sekarang sepertinya sangat perlu juga diterapkan. Terutama berkaitan dengan fenomena saat ini, saat berseliweran informasi melalui medis sosial, sehingga kita bingung. Manaj yang benar dan mana yang hoax. Nah, ketiga istilah di atas dapat digunakan untuk memfilter informasi-informasi tersebut.

 

Atau bisa juga saat kita mencari informasi tertentu, kita dapat menggunakan ketiga istilah ini untuk menjamin kebenaran informasi yang kita dapatkan.

 

Jadi, saat kita dapat broadcast info di grup-grup kita. Kita bisa menyaringnya. Siapa Rawi-nya? Ada nama penulisnya atau penyampai pertama informasi tersebut tidak? Kalau ada nama, apakah itu nama asli atau nama bikin-bikinan?

 

Lalu Sanad-nya. Apakah itu berasal dari sumber yang bisa dipercaya atau hanya dari Tiktokiyah atau Youtubiyah? Atau dari orang-orang yang selama ini kita kenal sebagai penyebar hoax?

 

Kemudian Matan-nya atau redaksinya. Apakah logis (masuk akal) atau tidak? Apakah bertentangan tidak dengan informasi resmi (benar) yang sebelumnya kita dapat?

 

Semoga dengan memahami dan menggunakan ketiga istilah tersebut syahwatush share kita terkendali. Kita tidak menjadi orang yang gatalan atau nafsuan untuk meneruskan sebuah informasi. Karena, satu saja dari tiga hal di atas tidak bisa dijamin kebenarannya, maka informasi itu masuk level tidak benar.

 

Jadi, saat kita mendapatkan informasi, baik dari broadcast di grup, status seseorang di medsos, atau berita dari media online, lihat Sanad-nya, apa matan-nya, dan siapa Rawi-nya.

 

Sekarang, katakanlah kita dapat informasi dari Rawi yang bisa dipercaya dan Sanad-nya juga melalui jalur resmi yang kita percayai. Apakah kita bisa langsung meneruskan informasi tersebut?

 

Terkait dengan ini, kita harus melihat Matan-nya atau redaksinya. Ada tiga filter lagi sebelum kita meneruskan sebuah informasi, yaitu:

 

1. Sudah dijamin benarkah informasi itu?

2. Kalau informasi itu kita teruskan, apakah akan mendatangkan kebaikan atau tidak?

3. Kalau informasi itu kita teruskan, apakah ada manfaatnya tidak?

 

Kalau ketiganya ok, silahkan share.

 

 

Semoga bermanfaat.

 

 

TSM, 20/05/21

Komentar

Posting Komentar