Dalam tulisan sebelumnya, yang berjudul ‘Memahami Kezaliman’, disebutkan bahwa kezaliman bentuk ketiga adalah kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah Swt. Allah tak akan membiarkan kezaliman itu tanpa balas.
Kalau di dunia orang yang berbuat zalim tidak meminta maaf
kepada yang dizaliminya, atau orang yang dizalimi tidak memaafkan dan tidak
membalas karena ketidakberdayaannya. Maka, kelak Allah yang akan membalaskannya
di yaumil akhir.
Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan sebuah hadits sebagai
berikut,
Dari Abu Hurairah ra, Raslullh Saw bersabda, "Tahukah
kamu siapakah orang bangkrut itu?" Para Sahabat menjawab, "Orang
bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang."
Beliau Saw bersabda, "Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku,
(yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan)
salat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu,
memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini.
Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi
sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum
diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan
padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka." [HR. Muslim, no. 2581]
Supaya lebih jelas memahami hadits di atas, maka bisa
diilustrasikan sebagai berikut.
Kelak, di yaumil akhir, ada seseorang yang datang menghadap
Allah Swt dengan membawa banyak pahala. Karena dia selama di dunia rajin salat,
rajin puasa, selalu berzakat, dan melaksanalan amal-amal saleh lainnya.
Saat perhitungan di Mizan, timbangan yang mengukur kadar
amal saleh dan dosa, orang ini pun amal salehnya lebih banyak, lebih berat.
Maka, Allah pun menetapkan dia masuk surga.
Namun, baru saja kakinya melangkah untuk memasuki surga,
tiba-tiba ada yang protes.
"Ya Allah, saat di dunia orang itu pernah menyakiti
saya. Mulutnya telah menghina saya, ya Allah. Dan saya tidak rida kalau dia
masuk surga," kata seseorang yang protes itu.
"Betulkah apa yang dikatakan orang itu?" Tanya
Allah Swt kepada orang pertama, yang akan masuk surga.
Tentu saja dia tidak dapat berbohong. Dia mengangguk
mengiyakan. Maka kemudian Allah Swt mengambil sebagian pahala darinya dan
diberikan kepada orang yang protes. Eh ternyata tidak berhenti di situ, datang
lagi orang kedua yang protes.
"Ya Allah, tangan dia pernah memukul saya, dan saya
tidak rida atas perbuatannya."
Si orang pertama pun tidak sanggup membantah atau
menyanggah. Kemudian Allah pun kembali mengambil sebagian pahalanya dan
diberikan kepada orang yang protes. Setelah beres urusan dengan yang protes
kedua, ternyata yang protes terus berdatangan dan mengadu kepada Allah Swt.
"Ya Allah, dia telah mengambil harta saya. Ya Allah,
dia telah memfitnah saya. Ya Allah, dia telah mengusir saya. Ya Allah, dia
telah menyakiti saya." Demikian protes dari orang-orang yang dulu pernah
dizalimi oleh orang yang tadi mau masuk surga. Pahalanya pun akhirnya habis diberikan
kepada orang-orang yang protes.
Setelah pahalanya habis, ternyata yang protes masih terus
datang. Karena pahala padanya sudah habis, maka sebagai konsekuensinya Allah
Swt mengambil dosa dari orang-orang yang protes kemudian diberikan kepada dia.
Sehingga sekarang dia menjadi orang yang penuh dengan dosa. Dan dia pun gagal
masuk surga.
Menurut Rasulullah Saw dalam hadits di atas, itulah dia
orang yang disebut bangkrut. Mati membawa pahala yang banyak tetapi habis
diberikan kepada orang yang pernah dizaliminya. Kemudian dia masuk neraka.
Demikian ilustrasi yang bisa saya gambarkan mengenai orang
bangkrut yang dimaksud dalam hadits nomor 2581 di atas.
Allah Swt Yang Mahaadil tidak akan membiarkan kezaliman yang
dilakukan seorang manusia kepada manusia yang lain. Karena di dunia ini tidak
semua orang punya kekuatan untuk mempertahankan haknya. Di dunia ini banyak
yang lemah sehingga tidak mampu melawan kezaliman yang dilakukan orang lain
kepadanya. Allah Swt tidak akan membiarkan mereka.
Di dunia ini orang yang zalim bisa menggunakan apa saja
untuk berbuat zalim. Bisa mempergunakan hukum atau pengadilan, bisa
memanfaatkan aturan-aturan yang ada, bisa melalui kekuasaan yang sedang
dijabatnya, atau bisa melalui anak buah yang dimilikinya.
Sehingga tidak sedikit orang yang meringkuk di penjara tanpa
tahu apa kesalahannya. Banyak yang hilang hartanya tanpa mampu berbuat apa-apa.
Tidak sedikit pula yang menderita hidupnya tanpa mampu membela diri.
Satu sisi, hadits ini akan menjadi hiburan tersendiri bagi
orang-orang yang menderita karena dizalimi. Bahwa, kalau di dunia dia tidak
mampu membalas atau membela diri. Maka, Kelak Allah Swt yang akan membelanya.
Maka, berhati-hatilah orang-orang yang zalim. Karena Allah
Swt tidak akan membiarkan kezaliman.
Wallahu 'alam.
Komentar
Posting Komentar