Day24 - Lalat, Sindiran Allah pada Orang-Orang Kafir

 



Anda tahu lalat, kan?
Salah satu hewan kecil yang sering dikonotasikan dengan hal-hal yang berbau kotor, sampah, atau penyakit.

 

Padahal dengan lalat Allah swt telah menyindir orang-orang kafir. Sindiran Allah swt tersebut tercantum di al-Quran surat al-Hajj ayat ke-73.

 

Allah Swt berfirman

Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.”

 

Melalui ayat di atas Allah Swt menyindir orang-orang Quraisy, bahwa sesembahan (tuhan-tuhan) mereka tidak akan dapat menciptakan seekor lalat, makhluk Allah yang kecil. Bahkan, jangankan menciptakannya, untuk merebut kembali apa-apa yang sudah diambil lalat pun, tuhan-tuhan mereka tidak akan sanggup.

 

Ini bentuk sindiran yang sangat keras. Allah menantang berhala yang disembah Quraisy untuk merebut (merampas) kembali apa yang telah diambil lalat dari berhala-berhala itu.

 

Apa yang diambil lalat dari berhala-berhala itu?

Di Tafsir Jalalain dijelaskan, yang diambil lalat itu adalah minyak za’faron yang dilumurkan pada berhala-berhala.

 

Sekarang mari kiita berandai-andai berusaha merebut kembali minyak za’faron yang sudah diambil (dihisap) oleh lalat.

 

Pertama kita membutuhkan alat khusus yang bisa menangkap lalat dalam keadaan utuh. Kenapa? Karena kalau tidak utuh, akan sulit mengambil za’faron yang sudah dihisapnya. Berarti alat khusus itu harus bergerak cepat yang bisa mengalahkan kecepatan lalat, dan harus bersifat lembut supaya tidak membunuh lalat.

 

Alat apa? Berupa apa?

Sungguh! Belum ada alat seperti itu sampai saat ini.

 

Tapi, baiklah! Katakanlah teknologi sudah menemukan alat khusus penangkap lalat itu, yaitu berupa senjata jaring, seperti senjatanya superhero Spiderman. Tentu jaringnya harus terbuat dari bahan yang lembut supaya tidak merusak tubuh lalat dan bisa bergerak cepat, melebihi kecepatan terbang lalat.

 

Alat kedua yang kita butuhkan untuk mengambil za’faron dari dalam tubuh lalat adalah alat penghisap, semacam pivet. Tapi tentu harus berdiameter lebih kecil dari diameter mulut lalat, supaya bisa dimasukkan ke dalam mulut lalat untuk mengambil (menyedot) za’faron yang telah dihisap lalat. Serta harus elastis sehingga tidak merusak tubuh lalat.

 

Selain kecil, alat ini juga harus bekerja cepat, karena kalau terlambat, za’faron yang dihisap lalat terlanjur ditelan dan dicernanya. Dan, karena lalat bertubuh kecil, maka tentu tidak memiliki sistem pencernaan yang panjang seperti hewan-hewan besar. Apa pun yang ditelannya akan secepat kilat langsung dicernanya.

 

Jadi dibutuhkan alat yang bisa menyedot dengan cepat, ukurannya kecil dan harus elastis. Coba bayangkan, alat (pivet) berdiameter kecil dan dapat menghisap dengan cepat. Pivet seperti apa? Bagaimana menghisap dengan kecepatan tinggi?

 

Sungguh! Belum ada alat seperti itu sampai saat ini.

 

Sindiran Allah ini difirmankan-Nya lima belas abad silam, dan sampai sekarang tidak ada yang bisa mematahkan sindiran Allah Swt tersebut. Sungguh Allah Maha Besar. Maha Kuasa. Tidak ada Tuhan yang layak disembah, kecuali Allah.

 

Itu baru tantangan ‘kecil.’ Tantangan hanya mengambil sesuatu yang telah diambil lalat. Apalagi kalau harus membuat (menciptakan) lalat. Tentu lebih tidak sanggup lagi. Itu lalat, binatang kecil yang katakanlah sederhana. Bagaimana kalau ditantang menciptakan yang lebih kompleks, misalnya menciptakan gajah?

 

Ini membuktikan bahwa kita ini (manusia) makhluk yang lemah. Allah lah Yang Maha Kuasa.

Sebagaimana kita rasakan tiga tahun lalu, Allah menurunkan virus yang lebih kecil dari lalat. Dan makhluk Allah yang kecil ini telaah membuat heboh sedunia. Membuat manusia tidak berdaya.

 

Wallahu’alam.

Komentar