Menikah adalah ibadah
seumur hidup.
Pasangan menikah kita sangat mempengaruhi
kesuksesan kita dalam berkarir
Pernikahan merupakan bentuk komitmen antara
seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang saling mencintai untuk hidup
bersama. Hidup bersama dalam arti luas, bukan hanya hidup bersama dalam satu
rumah.
Sesaat setelah seorang laki-laki
mengucapkan ijab qabul di hadapan ayah dari istrinya, berarti dia telah
mengambil alih tanggung jawab. Begitupun, seorang perempuan yang 'telah
diserahkan' kepada seorang laki-laki yang menjadi suaminya, maka ketaatannya
dialihkan kepada suaminya.
Intinya, pasangan suami-istri harus saling
menjaga, saling melindungi, seperti pakaian melindungi tubuh.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di
surat al-Baqarah ayat ke-187,
"Dihalalkan bagimu pada malam puasa
bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian
bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri,
tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka
dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga
jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan
campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas
(ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."
Kalimat 'mereka adalah pakaian bagimu,
dan kamu adalah pakaian bagi mereka' selain menggambarkan hubungan yang
erat, juga menunjukkan suami dan istri harus saling memberi kenyamanan pada
pasangannya. Sebagaimana pakaian dipilih karena nyaman dipakai. Kenyamanan
tersebut sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Brittany C. Solomon dan Joshua J. Jackson
dari Washington University melakukan sebuah penelitian yang melibatkan
4.544 pasangan menikah di Australia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
dampak dari karakteristik seorang istri atau suami terhadap perkembangan karir
pasangannya. Mereka menemukan hubungan yang erat di antara keduanya.
Ketika seorang istri atau dapat diandalkan
untuk menjalankan peran idealnya sebagai seorang istri atau suami, yang telaten dan penuh tanggung jawab (conscientious), maka
pasangannya (suami atau istrinya) akan
memiliki peluang 50% lebih besar untuk mendapatkan
promosi karir, atau kesuksesan dalam
berkari, dibandingkan dengan mereka yang pasangannya tidak berperan sebagai istri atau suami yang baik.
Dari hasil penelitian
didapatkan, jika dihitung dengan angka, ternyata
semakin tinggi tingkat conscientious pasangannya, maka semakin tinggi
pula penghasilan orang tersebut. Jadi, ketika dihitung rata-rata dari seluruh
rentang usia dan jenis profesi responden, mereka menghasilkan USD 4,000 atau
setara dengan Rp 55 juta lebih banyak setiap tahunnya dari orang yang pasangannya tidak berperan
sebagaimana mestinya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Menurut Brittany dan Joshua, pertama ketika
Anda bisa mengandalkan pasangan maka tekanan yang ada di pundak Anda akan
berkurang. Dengan begitu Anda akan lebih berkonsentrasi pada pekerjaan.
Kedua, mereka yang bahagia dengan
pernikahannya memiliki mental energi yang lebih besar untuk menghadapi
tantangan apa pun yang muncul di dalam pekerjaannya. Ketiga, sikap dan perilaku
positif yang ditunjukkan oleh istri atau suami tanpa didasari akan menular pada
pasangannya.
Jadi, kalau karir atau bisnis Anda ingin sukses, sayangi pasangan Anda. Hiduplah bersamanya secara lahir (fisik) dan batin (mental).
Komentar
Posting Komentar