Data buku
Judul: Misteri Terakhir (3 jilid)
Penulis: S. Mara Gd.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit pertama: April 2020
Tebal: @400 halaman lebih
Saya tak segan-segan menyebut S. Mara Gd. sebagai Agatha
Christie-nya Indonesia. Totalitasnya dalam menulis fiksi thriller (misteri)
tidak diragukan lagi. Bahkan, seingat saya, belum ada penulis Indonesia yang
menandingi konsistensinya dalam menulis di genre yang sama selama puluhan
tahun.
Memang ada satu penulis yang juga konsisten puluhan tahun
menulis di genre yang sama. Yaitu Abdullah Harahap, yang mendapat gelar master-nya
novel horor Indonesia. Tapi saya tidak tahu, mana yang lebih lama antara S.
Mara Gd dengan Abdullah Harahap. S. Mara Gd. sendiri menulis novel thriller
sejak tahun 1984, artinya dia telah menulis selama 35 tahun sampai buku ini
ditulis. Luar biasa!
Cara penyajian misteri dalam ceritanya pun, S. Mara Gd. mirip-mirip
Agatha Christie. Njelimet. Diputar-putar, tak heran saya tidak pernah berhasil
menebak siapa pelaku pembunuhan. Memang tidak semua novel karya beliau saya baca.
Seingat saya baru sekitar 6 atau 7 novel saja.
Terutama di ‘Kasus Terakhir’ ini. Premisnya sendiri
sebenarnya sederhana. Seorang suami ditemukan tewas di kamar hotel bintang
empat, dengan kondisi leher digorok dan perut ditusuk. Duo penegak hukum, Kapten
Kosasih dan Ghozali harus menemukan siapa pembunuhnya.
Sepertinya S. Mara Gd. – karena ini novel terakhirnya – mengeluarkan
semua kemampuannya dalam menulis cerita thriller di buku ini. Sebagaimana judulnya,
Kasus Terakhir, kasus ini adalah kasus terakhir yang akan ditangani Kapten
Kosasih dan Ghozali.
Novel ini sekaligus mengakhiri sepak terjang duo jagoan itu,
sebagaimana dijelaskan oleh penulisnya sebagai berikut,
‘Novel yang terakhir ini saya dedikasikan kepada semua
yang punya peranan penting selama 35 tahun, telah mendukung dan memungkinkan
saya menulis dan menyajikan serial Kosasih-Ghozali ini. Jadi sekarang tibalah
saatnya saya mohon diri dengan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dari
lubuk hati saya. Tuhan memberkati kita semua’.
Saya sangat kagum pada Si Penulis novel ini. Cerita yang
sederhana tapi dikemas dengan plot yang luar biasa misteriusnya. Tidak seperti
biasanya – lagi-lagi mungkin karena ini novel terakhirnya – S. Mara Gd. menulis
Kasus Terakhir ini sampai menghabiskan 1.200 lebih halaman, sehingga kemudian
diterbitkan dalam 3 buku, dengan masing-masing 400 halaman lebih.
Buku kesatu menceritakan terbunuhnya korban dengan
sebelumnya menceritakan kehidupan korban dan keluarganya. Dari profil korban
yang diceritakan di buku kesatu itu, ada banyak tokoh yang patut dicurigai oleh
Kapten Kosasih dan Ghozali. yaitu istri korban, mertua korban, suami dari istri
yang dikencani korban, pemilik klub malam Blue Velvet yang klubnya diobrak-abrik
korban, dan Rusmana, seseorang yang baru diketahui posisinya dalam cerita ini
di buku yang kedua.
S. Mara Gd. menggunakan alur maju dan mundur (flashback). Namun,
uniknya, alur mundur ini ditulis dalam sebuah cerita tersendiri. Jadi seolah-olah
di dalam novel ini ada dua cerita. Bedanya cerita yang menceritakan flashback
ini ditulis dengan huruf miring.
Saat mulai menuliskan ‘cerita kedua’ tersebut di buku kesatu,
saya pun tidak mengerti dan bertanya-tanya, ‘Ini cerita apa? Ini cerita tentang
siapa?’ Dan di buku kedua kedua cerita ini mulai menyatu.
S. Mara Gd. sangat pintar membuat semua tokoh – yang patut
dicurigai sebagai pembunuh – masing-masing memiliki motivasi untuk membunuh
korban. Sebelum melewati pertengahan kedua, saya pun belum bisa menebak siapa yang
membunuh korban.
Baru, saat memasuki halaman terakhir buku kedua, saya sudah
punya gambaran si pelaku. S. Mara Gd. pun membuat cerita mengerucut ke tokoh
yang saya curigai itu. Berbagai fakta dia gambarkan, dan semuanya mengarah kepadanya.
Sampai kemudian di akhir buku ketiga, artinya di akhir
cerita, terbukti bukan tokoh yang saya perkirakan yang menjadi pembunuh. Tetapi
tokoh yang lain. Gila! batinku, saya kecele, si pelaku bukan orang yang saya
curigai.
Saya jamin, Anda pun – penyuka novel thriller sekalipun – tidak akan dapat menebak siapa tokoh di balik terbunuhnya korban. Gak percaya? Silahkan baca!
Komentar
Posting Komentar